budzer

Sunday, May 07, 2006

Sebuah Renungan dari Om Buds


Belakangan ini saya dapet beberapa email dari beberapa praktisi
periklanan muda. Mereka menanyakan berapa sih standar gaji AE, CW,
AD, pokoknya sesuai dengan jabatan merekalah. Mereka merasa kurang
mendapat apresiasi dari bossnya. Merasa gajinya kekecilan. Merasa
skillnya ga dihargai. Merasa diperah tenaganya dengan bayaran tak
sebanding. Benarkah demikian?

Sebagaimana layaknya orang jualan, harga kita sebenernya kita
sendiri yang menentukan. Kalau performance kita bagus, pastinya kita
layak dibayar tinggi. Jadi minta aja ke Boss. Bilang: saya kan bagus
kerjanya, jadi saya minta gaji saya ditambah segini! Kalo Boss
merasa kita memang diperlukan, pasti dikasih. Boss takut banget kita
ke luar kalo kita emang beneran jago. Susah banget cari SDM yang
bagus loh. Percaya deh. Susahnya minta ampun!

Seandainya ga dikasih juga, berarti emang bossnya beneran pelit.
Pasti padang tuh! Ga usah resah, belanja aja di luar. Ngelamar sana-
sini. Jangan ke luar dulu sebelum diterima di tempat lain. Bisa2
kita malah jadi pengangguran. Jika kemampuan kita emang lebih dari
rata2, gampanglah diterima dengan gaji yang sesuai kita inginkan.
Bahkan orang akan berebut begitu mereka tau kita sangat handal. Ga
ngelamar aja, orang akan berlomba-lomba membajak kita dengan iming2
yang menggoda iman.

Kalo udah belanja sana-sini ternyata ga ada satupun Boss yang mau
ngasih gaji lebih dari tempat yang lama? Nah di sini kita musti
mawas diri. Jangan2 emang kemampuan kita standar2 aja. Jangan-jangan
emang harga kita cuma segitu. Jangan2 emang kita ga punya passion
sehingga ga perform. Mungkin kita cuma kasak-kusuk sama orang dari
agency lain, ngorek2 gaji mereka lalu langsung gundah. Langsung
merasa ga dibayar sepantasnya.

Kalo boleh kasih nasihat! Coba jangan cengeng. Berhentilah mengeluh.
Bekerjalah maksimal. Buktikan bahwa kita memang bagus. Buktikan ke
Boss pelit bahwa mereka keliru ga menahan kita pas kita mau pindah.
Di kantor lama, saya punya temen yg selalu ngomel merasa digaji ga
semestinya. Selalu bilang bahwa dia mau ke luar. Tapi apa yg
terjadi? Sampai 10 tahun kemudian, dia masih kerja di tempat yg
sama. Kelakuannya masih sama: ngomel merasa under paid dan masih
selalu bilang ke semua orang kalo dia mau ke luar tapi ga keluar2.
Seperti itulah tipe pecundang. Jangan takut pada perubahan.
Perubahan yang lebih jelek sekalipun tetep namanya perubahan dan ada
hikmahnya.

Ivan HW pernah bilang saat workshop CCI di Satucitra, di Singapore
orang ngelamar kerja rela ga dibayar 3 bulan. Bagi mereka, walaupun
ga dibayar, kesempatan kerja 3 bulan itu penting untuk membuktikan
bahwa performance mereka bagus. Kalau mereka memang betul bagus,
tentunya bisa diangkat sebagai pegawai tetap. Passion seperti itulah
yang kita butuhkan! Kalo ngomel terus tapi ga pernah membuktikan
bahwa kita perform, mendingan bikin usaha sendiri aja.

Terakhir tapi kalah penting: Jadilah orang yang bersyukur.

BH